*Tulisan ini terbit di suplemen Koran Persib di Koran Sindo edisi Januari 2014.
GOL lewat tendangan penalti, jelas tidak istimewa. Bahkan bagi sebagian pemain, eksekusi dua belas pas adalah jalan yang terlalu mudah untuk menggetarkan jaring lawan. Tapi bagaimana jika tendangan penalti dilakukan dengan mata tertutup? Patricio Jimenez pernah melakukannya, dan masuk.
Momentum fenomenal itu terjadi saat Persib Bandung berlaga di Copa Indonesia 2007. Tepatnya ketika berhadapan dengan Persijap Jepara di leg kedua babak 16 besar.
Pertandingan leg pertama di kandang Persijap yang berakhir 0-0, membuat Persib hanya butuh satu gol di Stadion Siliwangi, Kota Bandung, Selasa, 19 Juni 2007. Sayang, meski Pangeran Biru terus menekan, tidak ada satu gol pun lahir, bahkan hingga 2×15 menit babak tambahan usai. Praktis, penentuan tim yang lolos ke perempat final harus dilakukan lewat adu penalti. Satu per satu algojo dari kedua tim beraksi.
Patricio Jimenez, defender andalan Persib saat itu, tampil sebagai eksekutor keempat. Pemain asal Chili ini melenggang penuh percaya diri mendekati titik putih. Seperti biasa, rambut yang terurai lurus sebahu menjadi ciri khasnya. Tak ketinggalan pula kain bandana berwarna putih-biru, menyesuaikan dengan jersey Persib, melingkar di kepala. Tidak ada yang istimewa sampai sini.
Namun sesaat sebelum berlari untuk menendang bola, Jimenez mengubah posisi bandananya. Semula melingkar di atas kening, dia turunkan hingga menutupi mata. Dalam kondisi penglihatan yang terganggu bahkan gelap, kaki kiri Jimenes tetap bisa menghantam bola dengan tepat. Tendangan mendatar melaju mulus ke sisi kanan gawang lawan, karena kiper Persijap saat itu, Fance Haryanto justru melompat ke arah sebaliknya. Gol. Jimenez melepas bandana sambari selebrasi.
Sayang, golnya urung mengantarkan Persib ke perempat final. Dua algojo Pangeran Biru lainnya gagal menuntaskan tugas. Persib kalah adu penalti dengan skor 4-3. Tapi eksekusi Jimenez bisa menjadi penghibur. Pasalnya, gol pemain bernomor punggung lima itu diakui FIFA, sebagai eksekusi penalti pertama di dunia dengan mata tertutup di laga resmi.