
*Tulisan ini terbit di suplemen Koran Persib di Koran Sindo edisi Mei 2014.
GARANG di lapangan, gesit dalam menyerang, sekaligus fenomenal di hadapan para pendukung, itulah Adjat Sudradjat. Kemampuan olah bolanya mengantarkannya menjadi salah satu legenda hidup sepak bola Bandung dan Jawa Barat.
Bersama rekan-rekan semasanya yang tenar disebut generasi emas Persib 1980-an, Adjat sukses menyuguhkan sejumlah gelar. Lebih dari sepuluh tahun berjersey Pangeran Biru, Juara Perserikatan 1986 dan 1990 sukses dipersembahkan. Belum lagi titel juara turnamen-turnamen bergengsi nonreguler macam Piala Hassanal Bolkiah di Brunei pada Juli 1986.
Tapi di samping kegemilangannya di atas lapangan hijau, Adjat pun sempat meraup sukses di dunia tarik suara. Ia berduet dengan penyanyi tenar Hetty Koes Endang. Lagu berjudul ‘Resah’ mereka bawakan dengan konsep featuring. Lagu ini masuk dalam album Hetty bersama single lainnya macam ‘Di Ujung Senja’, ‘Pasti Kembali’, dan ‘Runtuhnya Mahkota’.
Tak main-main, ‘Resah’ pun dijadikan single utama sekaligus judul album yang dirilis Musica Studios pertengahan 1980-an itu. Bahkan meski hanya berduet dalam satu lagu, nama Adjat tertulis di cover album, lengkap dengan foto. Hasilnya positif. Lagu ciptaan Dadang S Manaf itu tergolong hits. Adjat pun beberapa kali mendapat panggilan manggung bersama Hetty.
Namun pesepakbola tetaplah pesepakbola. Belakangan ia sadar dunia hiburan bukanlah zona nyaman baginya, apalagi jika harus mempertaruhkan performa di lapangan. Adjat pun kembali fokus di dunia olah si kulit bundar. Respect, legend!!