Selamat Ulang Tahun ke-45 Kemenko Polhukam RI, Detik-detik Berdirinya Kementerian Kami

Prosesi pelantikan Maraden Panggabean (kiri) sebagai Menko Polkam pertama pada 1978 (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos– Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

DENGAN judul di atas, bisa jadi saya adalah orang pertama yang mengucapkan selamat hari jadi pada Kemenko Polhukam setidaknya dalam beberapa dekade terakhir. Bisa jadi, bisa juga tidak.

Saya pernah bertanya pada beberapa senior dan sejumlah atasan perihal ini. Jawaban mereka serupa: Sepanjang belasan bahkan puluhan tahun bekerja di Kemenko Polhukam, tidak pernah ada peringatan hari jadi. Bahkan tidak ada yang sadar tanggal berapa dan tahun kapan sebenarnya Kemenko Polhukam berdiri.

Saya kasih tahu dari awal saja, Kemenko Polhukam resmi dibentuk pada 29 Maret 1978. Artinya akhir Maret 2023 ini genap berusia 45 tahun. Pembahasan soal momentum pendiriannya silakan Bung dan Zus simak nanti di bawah.

Ide untuk mencari kepastian hari jadi dan sejarah berdirinya Kemenko Polhukam sebenarnya bermula dari riset saya tentang gedung utamanya. Gedung utama kementerian ini memang sebuah bangunan peninggalan Belanda. Lagi-lagi, sejarawan sekalipun tidak pernah ada yang membahasnya. Bahkan ‘Bapak Penulisan Sejarah Jakarta’ Adolf Heuken hanya mengulas singkat satu paragraf saja di bukunya. Hasil riset sejarah bangunan itu saya tuangkan di tulisan berikut: Rumah MB15: Dari Saito ke Mahfud MD, dari Klinik Gigi ke Polhukam RI.

Dari sana muncul pemikiran bahwa yang lebih penting untuk diriset justru sejarah lembaganya. Apa lagi, Kemenko Polhukam adalah satu dari sedikit kementerian yang tidak punya hari jadi.

Saya cuma pehobi sejarah, bukan sejarawan. Karena itu, dalam tiap riset hanya menggunakan metodologi amatiran yang membuat saya nyaman saja. Mulai dari mengumpulkan informasi awal, memburu dokumen-dokumen untuk jadi sumber primer dan alat pembuktian, lantas menyusunnya menjadi narasi sejarah yang bisa dipublikasikan.

Berdirinya Kemenko Polhukam

Meski tak punya garis sejarah dengan Kemenko Polhukam, munculnya Dewan Stabilisasi Polkam di tahun 1974 menandakan bahwa Presiden Soeharto sudah sadar perlunya lembaga koordinator di bidang politik dan keamanan. Dewan Stabilisasi Polkam dibentuk hanya dua pekan setelah meletusnya peristiwa Malari, kerusuhan sosial yang membuat Jakarta lumpuh selama dua hari.

Dewan Stabilisasi Polkam dibentuk melalui Kepres nomor 4 Tahun 1974 dengan Presiden sebagai ketua dewan dan Wapres sebagai wakilnya. Ada sebelas pejabat anggota yang di antaranya adalah Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI, Menteri Kehakiman, Menteri Penerangan, Jaksa Agung, dan Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin).

Dewan Stabilisasi Polkam wajib menggelar rapat rutin tiap satu bulan. Dewan ini bahkan masih eksis di masa-masa awal Kemenko Polkam berdiri.

Rapat Dewan Stabilisasi Polkam dipimpin langsung Presiden Soeharto pada 1978 (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

Selang empat tahun dari pembentukan Dewan Stabilisasi, Presiden Soeharto akhirnya benar-benar mendirikan sebuah kementerian khusus untuk mengoordinasi bidang politik dan keamanan. Itu dia dilakukan pada 1978 dengan memanfaatkan momentum pergantian kabinet.

Jabatan Menko Polkam dibuat bersamaan dengan dibentuknya Kabinet Pembangunan III. Kabinet ini lahir dengan dasar Kepres nomor 59/M tahun 1978 yang ditandatangani Presiden Soeharto pada 29 Maret 1978. Dengan kata lain, Kepres inilah yang menjadi akta kelahiran Kemenko Polkam, dan tanggal penandatanganan adalah tanggal kelahirannya.

Momentum Pengumuman

Rabu pagi, 29 Maret 1978, hari yang sama dengan penandatanganan Kepres 59/M 1978, Presiden Soeharto menggelar pidato pengumuman dibentuknya Kabinet Pembangunan III, yang didalamnya ada Menko Polkam sebagai jabatan menteri terbaru. Istana Merdeka menjadi tempat digelarnya pidato pengumuman itu.

Seperti biasa, Presiden Soeharto muncul dengan senyum lebar. Ia lantas menghampiri para jurnalis yang sudah menunggu dengan formasi setengah lingkaran. Kali ini The Smiling General memilih safari hitam lengan panjang sebagai outfit. Lengkap dengan lencana kepresidenan di dada kiri dan pena yang menancap di saku baju. Wapres Adam Malik setia membuntuti dari belakang.

Para jurnalis saat menunggu pidato pengumuman Presiden Soeharto terkait kabinet baru yang untuk pertama kalinya terdapat jabatan Menko Polkam (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

Saling sapa antara Presiden Soeharto dengan para jurnalis terjeda saat Kolonel Try Sutrisno menghampiri untuk menyerahkan naskah pidato dari map bermotif batik. Tak lupa kacamata Presiden juga ia berikan. Try Sutrisno masih ajudan saat itu.

Sadar pidato bakal dimulai, beberapa jurnalis langsung menyalakan tape recorder yang rata-rata besarnya mirip batu bata. Beberapa lainnya sudah siaga dengan nota dan pena.

“Bismillaahirrahmaanirrahiim,” bisikan Soeharto terdeteksi mikrofon.

Pidato pengumuman Presiden Soeharto terkait Kabinet Pembangunan III (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

“Saudara-saudara, dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, maka sebagai pelaksanaan pertama dari hasil-hasil Sidang Umum MPR Tahun 1978, pagi ini saya akan memberitahukan kepada seluruh rakyat Indonesia, tentang susunan kabinet baru yang saya pimpin. Sebelum saya sampai pada keputusan terakhir mengenai susunan dan personalia kabinet ini, saya telah mengadakan tukar pikiran yang mendalam dengan saudara Wakil Presiden Adam Malik,” ucap Presiden Soeharto membuka pidato, sepenuhnya membaca naskah.

Naskah pidato setebal 15 halaman itu adalah hasil cetak, kecuali pada bagian nama-nama menteri yang dikosongkan. Nama-nama menteri ditulis tangan menggunakan pena hitam. Ada pula coretan revisi nama jabatan menggunakan pena bertinta biru. Naskah pidato ini diberi judul ‘Penjelasan dan Pengumuman tentang Pembentukan Kabinet Pembangunan III’.

Naskah pidato Presiden Soeharto saat mengumumkan Kabinet Pembangunan III (Koleksi Arsip Nasional RI)

“Tiga menteri negara yang bertugas mengoordinasikan bidang-bidang kegiatan tertentu untuk kelancaran pelaksanaan tugas seluruh kabinet, yaitu: Satu, Menteri Negara Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, yang mengoordinasikan penyusunan dan penyiapan kebijaksanaan serta pelaksanaan di lapangan politik, baik dalam maupun luar negeri, dan keamanan, disebut Menko Polkam,” demikian isi pidato Presiden Soeharto di bagian pengumuman munculnya jabatan Menko Polkam.

“Bertolak dari pemikiran-pemikiran mengenai tugas, sasaran dan susunan kabinet seperti yang saya bentangkan tadi, maka hari ini saya telah mengambil keputusan mengenai personalia Kabinet Pembangunan III sebagai berikut: Satu, M Panggabean sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan; Dua…,” pidato Presiden Soeharto memasuki bagian pengumuman nama-nama menteri, diawali nama Menko Polkam.

Tulisan tangan Presiden Soeharto dalam naskah pengumuman Kabinet Pembangunan III, yang menunjukkan pemilihan M Panggabean sebagai Menko Polkam pertama (Koleksi Arsip Nasional RI)

“Menteri-menteri tersebut akan saya lantik nanti pada tanggal 31 Maret 1978 di Istana Negara, agar supaya dapat segera mulai bekerja pada tanggal 1 April yang akan datang, waktu dimulainya pelaksanaan tahun terakhir Repelita II. Terima kasih,” ucap Soeharto yang lantas memberikan naskah serta kacamatanya kepada Kolonel Try Sutrisno, lalu berbalik arah meninggalkan podium.

Di halaman akhir naskah pidato pengumuman tersebut, tertera tanda tangan Presiden Soeharto bertanggal 29 Maret 1978. Tintanya hitam.

Sejumlah anggota DPR bersama para pegawai yang berada di Gedung DPR/MPR nonton bareng tayangan TVRI yang menyiarkan langsung pengumuman dibentuknya Kabinet Pembangunan III (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)
Sejumlah anggota DPR bersama para pegawai yang berada di Gedung DPR/MPR nonton bareng tayangan TVRI yang menyiarkan langsung pengumuman dibentuknya Kabinet Pembangunan III (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

Momentum Pelantikan

Istana Negara, Jumat, 31 Maret 1978. Sebanyak 24 menteri terpilih sudah siap mengikuti pelantikan. Tak terkecuali sosok yang akan menjadi Menko Polkam pertama sepanjang sejarah bangsa ini, Maraden Panggabean. Jas hitam, peci hitam, dan dasi merah bergaris putih jadi andalan. Maraden Panggabean berposisi di barisan paling depan.

Rangkaian acara dimulai dengan masuknya Presiden Soeharto ke ruangan. Ia didampingi Ibu Tien yang anggun dengan rambut bersanggul dan kebaya merah muda. Prosesi pelantikan dilakukan, sumpah diucapkan. Diawali ucapan Presiden Soeharto, diikuti para menteri.

Maraden Panggabean (kiri) saat mengucapkan sumpah sebagai Menko Polkam pertama (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos– Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

Susunan acara kemudian masuk ke pidato Presiden Soeharto. “Saudara-saudara, saya memanjatkan segala rasa syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, bahwa hari ini telah dapat kita laksanakan pelantikan para menteri Kabinet Pembangunan III,” ucap Presiden Soeharto mulai membaca naskah setebal 13 halaman. Judulnya Amanat pada Upacara Pelantikan para Menteri Kabinet Pembangunan III.

“Para menteri duduk di kabinet, bukan mewakili sesuatu golongan atau secara berat sebelah mewakili kepentingan golongan yang manapun,” kata Presiden Soeharto.

“Kepada saudara-saudara semua menteri Kabinet Pembangunan III, terutama untuk menteri yang baru, saya ingin menegaskan bahwa saya sama sekali tidak memberi ‘kursi empuk’ kepada saudara-saudara semua. Sebaliknya, saya malahan meminta kerja keras, ketekunan, dan pengabdian untuk bersama-sama saya dan membantu saya memikul tugas yang tetap berat, ialah meneruskan pembangunan bangsa dan negara yang kita cintai bersama ini,” ucap Soeharto melanjutkan pidato.

Pelantikan Kabinet Pembangunan III, kabinet yang untuk pertama kalinya terdapat jabatan Menko Polkam (Foto: Indonesian Press Photo Service/Ipphos – Koleksi Perpustakaan Nasional RI)

Usai pidato, Presiden Soeharto lantas berjalan menghampiri barisan para menteri dan menyalami mereka satu-persatu, memberi ucapan selamat. Upacara pelantikan selesai.

Maka sahlah sudah, Kemenko Polhukam resmi berdiri, dan menteri pertamanya resmi menjabat.***

2 thoughts on “Selamat Ulang Tahun ke-45 Kemenko Polhukam RI, Detik-detik Berdirinya Kementerian Kami”

  1. Wah keren dan mantap mas Gugum yg telah menelusuri sejarah berdirinya Kemenko Polkam semoga tetap dilanjukan utk dapat dibuat buku sejarah Kemenko Polkam

Tinggalkan Balasan ke Siti Nurhayati Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *